Rabu, 26 Oktober 2011

PTK PAI Penerapan Teknik Simulasi sebagai Motivasi Dalam KBM Mata Pelajaran Fiqih Kelas II B MTs


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.
Berbicara mengenai pendidikan Agama sangatlah pelik rasanya yang terjadi sekarang ini. Dimana pendidikan merupakan suatu kesatuan yang saling berkaitan dengan yang lain dan berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan manusia lahir dan batin. Dari kesemuanya itu merupakan tujuan yang diharapkan oleh kita semua, baik tujuan dari pemerintah maupun dari tujuan kita sendiri yang dicapai. Dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya yang mempunyai kualitas dan juga menghasilkan pemuda bangsa yang kreatif dan peka terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi pada karakter anak dimasa mengenyam pendidikan di Madrasah Tsanawiyah maupun Sekolah Tingkat selanjutnya sampai pada tingkat tinggi nantinya. Sebagaimana masa sekolah Lanjutan Tingkat Pertama siswa mengalamai masa-masa transisi dan perubahan dari masa kemasa dimana mereka mengenyam pendidikan Sekolah Dasar sampai pada Perguruan Tinggi, sebagaimana juga permasalahan ini muncul di kelas maupun segolongan masyarakat.
Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk kepribadian anak dan membentuk jiwa anak yang sesuai dengan susila Agama. Disamping itu orang tua tidak terlepas dari faktor penentu keberhasilan anak dalam bidang Pendidikan. Seorang anak mulai sejak kecil perlu adanya penanaman dan penerapan khusus sebagai motivasi dalam menghadapi problem anak. Memang perlu juga adanya didikan dan arahan dari orang tua maupun dari pihak guru juga, dimana mereka harus mengerti mana yang termasuk kelemahan dan mana yang termasuk keberhasilan anak dalam menerapkan model atau teknik Simulasi sewaktu disampaikan di sekolah, dan bagaimana cara membangkitkan tingkat semangat anak sewaktu penerapan tersebut diterapkan di sekolah.
Cikal bakal pendidikan dalam menerapkan sebagai motivasi Pendidikan Agama Islam dalam menghadapi problem anak tidak berhenti sampai disitu saja, akan tetapi proses ini berlanjut sampai pada level dan jenjang berikutnya. Sebagaimana yang terjadi di Indonesia sebenarnya bermula ketika masa Hindia Belanda yang mengintrodusir kelas persiapan (voorklas) pada tahun 1914 yang fungsinya untuk menyiapkan anak-anak mempunyai dedikasi dan semangat yang tinggi serta semangat dalam bidang belajar-mengajar.
Dilihat dari kondisi sekarang ini, bahwasannya anak banyak yang masih merendahkan mutu dan kualitas Pendidikan. Dimana Pendidikan itu sangat diharapkan mampu mendominasi bidang kemampuan dan semangat belajar yang lebih giat dalam mencapai prestasi yang gemilang. Memang tidak jarang dari pihak keluarga banyak yang menitipkan anak-anaknya pada suatu lembaga pendidikan yang dirasa sangat menjamin dalam kemampuan anak. Dari sini sangat jelas memang berangkat dari keluarga yang menyerahkan sepenuhnya pada lembaga pendidikan tersebut. Sehingga bagaimana menerapkan teknik simulasi sebagai motivasi pendidikan Agama Islam menjadi lebih maju, meskipun tempat dimana pihak anak sebenarnya meronta dan ingin melepaskan diri juga dari kebebasan yang dirasaka oleh anak.
Adakalanya sangat dirasakan juga mengenai “Penerapan Teknik Simulasi sebagai Motivasi Dalam KBM Mata Pelajaran Fiqih Kelas II B MTs Negeri Jambewangi, Selopuro, Blitar”. Hal ini memang tidaklah mudah dalam mengatasinya. Sehingga harus ada Follow up dan penanganan lebih khusus. Motivasi disini merupakan bagaimana tindakan siswa mampu menerapkan dan mengolah hal-hal tersebut bisa menerapkan perubahan positif bagi anak dalam menghadapi dan menatap masa depan dengan penuh semangat dan lancar dalam mengerjakan keinginan guru sebagai pendidik yang menghadapi siswa dengan kesegaran dan keceriaan. Sehingga memudahkan bagi pendidik menyampaikan tugasnya kepada siswa dengan pikiran yang jernih.1

B. Rumusan Masalah

            Sehubungan dengan fenomena yang terjadi pada siswa digambarkan panjang lebar sekali diatas, maka dengan demikian permasalahan yang akan diajukan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Apakah penerapan teknik simulasi sebagai motivasi Dalam KBM Mata Pelajaran Fiqih berhasil dalam mengahadapi problem anak di MTs N Jambewangi?
2. Bagaimana pelaksanaan penerapan teknik simulasi sebagai motivasi dalam KBM Mata Pelajaran Fiqih dapat dijalankan ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada dua pembahasan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
Mengetahui penerapan teknik simulasi sebagai motivasi Dalam KBM Mata Pelajaran Fiqih dalam menghadapi problem dapat teratasi.
Mengetahui bagaimana pelaksanaan penerapan teknik simulasi sebagai motivasi belajar pendidikan Agama Islam dalam menghadapi problem anak.

D. Manfaat Penelitian

            Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam menerapkan teknik simulasi sebagai motivasi dalam menghadapi problem anak. Sehingga teknik simulasi ini setidaknya benar-benar bisa diterapkan pada MTs N Jambewangi umumnya dan khususnya diterapkan pada kelas II b tempat dimana dilaksanakan proses belajar-mengajar dan dilaksanakan suatu penelitian. Adapun secara detail kegunaan dan manfaat tersebut diantaranya untuk :
1.Siswa
            Sedikit banyak mampu mengetahui sejauh mana tingkat penerapan teknik simulasi sebagai motivasi belajar dilaksanakan. Untuk memacu dan menanamkan wawasan pada level belajar yang lebih, berdasarkan teknik simulasi yang dilaksanakan.
2. Peneliti
            Teknik simulasi yang diterapkan dikelas ini juga, sangatlah perlu dilaksanakan dalam rangka menumbuhkan semangat yang kuat yang dimiliki oleh siswa. Sehingga pada waktu jam terakhir memang kondisi anak sudah mulai turun dan mengurangi semangat. Dalam penerapan ini sedikit banyak akan mendorong siswa giat dalam menjalankan dan menerapkan pelajaran Fiqih.

3. Lembaga
            Sangatlah dirasa sangat penting. Dimana dengan menerapkan teknik simulasi sebagai motivasi belajar Fiqih untuk memecahkan masalah  anak dirasa dapat menuntut siswa untuk menghargai betapa pentingnya dalam mempelajari Fiqih sebagai tolak ukur dan benteng jiwa kehidupan anak agar tidak terombang ambing dan merasa ragu dalam melangkah. Sehingga diharapkan nantinya mampu mengangkat nama baik lembaga dan nama baik siswa sendiri dalam kompetensi basis Sekolah maupun berkreasi, inovatif, sportif dan mandiri


1 Zakiyah Darajat,Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, CV. Ruhama, Bandung: 1993 hlm.10-25

Tidak ada komentar:

Posting Komentar